Mendengar rencana pernikahan Hyang Dan dan Bang Ja, Mong Ryong segera menuju kota dan bertanya pada Hyang Dan apa maksud Hyang Dan dengan pernikahan ini.
Mong Ryong mengajak Hyang Dan pergi, namun Hyang Dan menolak dan mengatakan bahwa memang sudah takdirnya untuk menikah dengan Bang Ja. Mong Ryong tetap memaksa dan menarik tangan Hyang Dan. Weol Mae melihat mereka berdua pergi dan melaporkan pada Bang Ja bahwa pengantin perempuannya kabur. Bang Ja segera pergi dengan beberapa penduduk desa untuk menemukan Hyang Dan dan Mong Ryong.
Di hutan, Hyang Dan menyuruh Mong Ryong pergi meninggalkannya. Namun Mong Ryong menolak dan terus melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba mereka mendengar suara penduduk desa yang tengah mencari mereka, maka mereka melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Hyang Dan menyadari kalau pelarian mereka sia-sia belaka, dia membuat jejak palsu dengan potongan pakaiannya untuk membingungkan penduduk desa.
Tiba-tiba Hyang Dan terjatuh dan dia menolak untuk melanjutkan perjalanan. Mong Ryong bertanya apakah Hyang Dan ingin tertangkap dan Hyang Dan menjawab, "Bagaimanapun, pada akhrirnya kita akan tertangkap,"
Mendengar jawaban Hyang Dan, Mong Ryong bertanya, "apa kau ingin menikah dengan orang yang tidak kau cintai?"
"Cinta? Apa cinta yang menghidupimu? Kita berbeda. Bila aku tertangkap, maka bagaimana dengan hidupku? Ayahku yang buta hanya memiliki aku sambil menunggu hari di mana dia dapat melihat," jawab Hyang Dan.
Hyang Dan hendak kembali, namun Mong Ryong menahannya. "Apa kau sungguh-sungguh?" tanyanya.
"Ya," jawab Hyang Dan mantap.
Setelah mengatakan itu, Hyang Dan berjabat tangan dengan Mong Ryong. Tiba-tiba Mong Ryong tergelincir dan jatuh di terpleset di bukit yang curam. Hyang Dan segera memapah Mong Ryong.
Bang Ja kembali ke desa dengan tangan kosong dan sedih, sedangkan Weol Mae sangat shock dan frustasi. Dia masih berniat menikahkan Chun Hyang dengan Mong Ryong.
Hyang Dan dan Mong Ryong menemukan pondok kosong di hutan. Mereka menghabiskan malam itu di dalam pondok untuk berlindung dan Hyang Dan merawat luka Mong Ryong. Mong Ryong berkata, "Bagaimana bila kita membangung pondok seperti ini?"
"Tapi aku ingin pondok yang nyaman dan mewah," jawab Hyang Dan sambil bercanda.
Mendengar jawaban Hyang Dan, Mong Ryong bertanya dengan serius, "Jadi, maukah kau menikah denganku?"
Hyang Dan terkejut mendengar pertanyaan Mong Ryong dan menjawab dengan tergagap, "Apa? Mungkin di kehidupan lainnya ... bila aku bukan pelayan, atau bila kau bukan bangsawan ... mungkin ..."
"Ini semua adalah takdir," potong Mong Ryong.
"Apa?" tanya Hyang Dan.
"Pertemuan kita adalah takdir dan kita tidak bisa terpisahkan," kata Mong Ryong.
Mong Ryong juga berjanji apabila dia berhasil lulus dalam tesnya, maka dia akan menikahi Hyang Dan. Hyang Dan menolak untuk menuruti janji Mong Ryong namun dia tidak menolak saat Mong Ryong melakukan pink swear dengannya.
Mong Ryong harus pergi untuk melanjutkan studinya, namun dia tidak mempedulikan studinya saat ini. Mong Ryong bertanya pada Hyang Dan, "Hari ini, apakah kau mau menjadi pengantin wanitaku?" dan menarik Hyang Dan mendekat.
Keesokan harinya, Weol Mae marah besar. Dia akan mengusir Hyang Dan saat tahu kalau Hyang Dan bersama Mong Ryong semalaman. Hyang Dan memohon ampun pada Weol Mae, dia berjanji untuk tidak menemui Mong Ryong lagi. Weol Mae berkata pada Hyang Dan agar merahasiakan hal ini dari Chun Hyang yang masih belum tahu apa-apa.
Dengan berat hati, Hyang Dan meyakinkan dirinya sendiri, "Bila aku tidak melihatnya dan bertemu dengannya, maka aku akan bisa melupakan Mong Ryong,"
Namun dia tidak dapat menahan dirinya untuk melihat Mong Ryong untuk terakhir kalinya sebelum keretanya meninggalkan desa.
"Tolong jangan ingat aku. Tolong lupakan. Hapus semuanya,"
Pejabat baru tiba di Namwon, Byun Hak Do. Wataknya yang buruk dan menakutkan membuat orang-orang ketakutan. Khususnya para gadis karena Pejabat Byun masih lajang. Aksen Pejabat Byun yang aneh membuat orang-orang tidak mengerti dengan perkataannya.
Hantu bersaudara, Jang Hwa dan Hong Ryun menampakkan dirinya di kantor pemerintahan karena mereka mengira kalau Pejabat Byun dapat memahami keinginan mereka yang menginginkan keadilan atas kematian mereka. Selama ini mereka selalu gagal karena tiap pejabat yang mereka temui selalu ketakutan. Dan beruntungnya, Hong Ryun bisa berbicara dengan aksen yang sama dengan Pejabat Byun.
Sementara itu, Mong Ryong belajar dengan giat untuk menepati janjinya. Walaupun murid lainnya tertidur, Mong Ryong tetap serius. Kebetulan bahan ujiannya adalah materi yang diajarkan saat semua orang tengah tertidur. Mong Ryong berhasil lulus dengan nilai terbaik, dengan medali sebagai penghargaan atas kesuksesannya.
Mong Ryong kembali ke Namwon. Dia ingin bertemu lagi dengan Hyang Dan dan setelah lulus ujian, dia bekerja di pemerintahan.
Dalam masa kepemimpinan Byun Hak Do, dia sering memenjarakan dan menyiksa rakyat dengan alasan yang tidak jelas. Selain itu, dia juga jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Chun Hyang. Dia ingin menjadikan Chun Hyang sebagai kekasihnya, dan memerintahkan Chun Hyang untuk menghabiskan semalam dengan Pejabat Byun.
Chun Hyang dan Weol Mae sedih mendengar perintah itu. Namun mereka takut untuk membayangkan apa yang akan terjadi pada Chun Hyang bila mereka menolaknya. Karena Pejabat Byun senang menyiksa rakyat, bukan tidak mungkin dia akan menyiksa Chun Hyang. Chun Hyang menyesali wajahnya yang cantik, "cantik adalah kutukan," ratapnya.
Weol Mae ingin menyelamatkan anaknya dengan mengorbankan Hyang Dan.
Dia ingin agar Hyang Dan bertukar posisi dengan Chun Hyang untuk menghabiskan malam dengan Pejabat Byun dan menyembunyikan wajahnya sehingga Pejabat Byun tidak menyadari penukaran posisi itu. Weol Mae mengingatkan bahwa Hyang Dan masih berhutang budi padanya, dan Hyang Dan tidak memiliki pilihan lain selain menuruti jalan takdirnya.
Pada malam yang sama, kelompok Robin Hood Mong Ryong mengadakan serangan. Mereka mengincar Byun Hak Do karena perilakunya yang menyebalkan. Kelompok itu datang saat Byun Hak Do sedang ada di kamar yang gelap bersama Hyang Dan sehingga mereka bisa menjalankan rencananya.
Ternyata Pejabat Byun mengenali Hyang Dan, dan dia sangat marah karena Weol Mae, Chun Hyang, dan Hyang Dan mencoba untuk mengelabuinya. Pejabat Byun akan menghukum mereka dengan hukuman yang berat.
Tiba-tiba Mong Ryong datang. Dia sudah mendengar berita tentang penderitaan rakyat yang disebabkan oleh Pejabat Byun.
Mong Ryong ingin tahu kesalahan yang telah diperbuat Weol Mae, Chun Hyang, dan Hyang Dan. Pejabat Byun mengarang cerita untuk menutupi kejahatannya. Dia bekata Hyang Dan mengendap-endap ke kediamannya dan menggoda Pejabat Byun. Weol Mae berkata bahwa semua ini adalah rencana Hyang Dan. Chun Hyang menambahkan bahwa selama ini dia setia menunggu Mong Ryong kembali sehingga dia tidak tergoda dengan bujukan Pejabat Byun dan Hyang Dan ingin bertukar posisi untuk bersama Hak Do.
Karena tidak ada bukti atas kejahatan Weol Mae, Chun Hyang, dan Hyang Dan, Mong Ryong membebaskan mereka. Hal ini membuat Pejabat Byun kesal dan protes karena Mong Ryong juga tidak memiliki bukti atas kejahatannya yang telah memeras rakyat. Namun Mong Ryong tetap berniat membawanya ke pengadilan.Hyang Dan menenangkan diri di hutan bambu, mengingat perkataan Mong Ryong. Dia berjalan dengan mata dipejamkan dan mendengar suara angin, dan dia menabrak Mong Ryong secara tidak sengaja.
Mong Ryong memberikan medalinya pada Hyang Dan karena medali itu didapatkan berkat usaha Mong Ryong belajar keras demi Hyang Dan.
Pejabat Byun pergi menemui Mong Ryong. Menurutnya, Mong Ryong adalah ancaman bagi karir politiknya. Selain itu, Mong Ryong juga akan menikahi Chun Hyang. Dia melihat Hyang Dan dan Mong Ryong. Melihat itu, dia mendapat rencana untuk menghabisi Hyang Dan. Karena hanya itu satu-satunya cara untuk mengancam Mong Ryong. Karena itu, Pejabat Byun menyuruh seseorang untuk merampok kediaman Hyang Dan. Di sana, orang suruhan Pejabat Byun menemukan baju Mong Ryong yang digunakannya untuk merampok pada episode 1, yang Mong Ryong sengaja tinggalkan di sana saat Hyang Dan memberinya baju untuk menyamar.
Orang suruhan pejabat Byun membawa Hyang Dan kepada Pejabat Byun untuk dihukum. Hyang Dan menolak untuk memberitahu baju siapa yang ada di rumahnya itu. Mong Ryong memandangnya dengan tidak berdaya, dan sebelum Mong Ryong dapat bertindak untuk membantu Hyang Dan, Hyang Dan berkata bahwa baju itu miliknya, lalu dia dimasukkan ke penjara.
Mong Ryong bertanya mengapa dia berbohong dan Hyang Dan menjawab bahwa dia tidak ingin Mong Ryong berkorban untuknya. Akhirnya Mong Ryong paham kalau mereka memang tidak ditakdirkan untuk bersama. Dia hanya ingin mereka bisa bahagia bersama namun dia sadar bahwa itu tidak mungkin.
"Sejujurnya, terkadang aku membayangkan bahwa kita bisa hidup bahagia bersama. Tapi kenyataannya, kita hanya bersama dalam waktu yang singkat namun berakhir seperti ini. Sepertinya, kebersamaan kita adalah kesalahan," kata Hyang Dan.
"Cinta adalah kesalahan? Siapa yang berkata bahwa cinta kita adalah suatu kesalahan? Apapun yang terjadi, aku akan menyelamatkanmu," jawab Mong Ryong.
Hyang Dan menolak untuk diselamatkan, "Apa kau lupa? Kau adalah bangsawan,"
"Aku tidak peduli. Asalkan aku bisa menyelamatkanmu, aku tidak peduli walaupun aku adalah bangsawan," kata Mong Ryong.
Di penjara, Hyang Dan memiliki teman satu sel, Seok Ho Soon. Ho Soon berkata bahwa dia berniat untuk mengorbankan dirinya sebagai tumbal di lautan dengan bayaran berkarung-karung beras. Saat tengah malam, saudara Ho Soon, Seok Ho Pil datang untuk mengeluarkan Ho Soon dari penjara.
Setelah berhasil keluar, Hyang Dan bertanya kepada Ho Soon, di mana dia bisa bertemu dengan nelayan untuk menawarkan dirinya sebagai tumbal bagi lautan. So Hoon tidak mau memberitahu Hyang Dan. Dia berkata bahwa masih ada banyak hal lain yang bisa Hyang Dan lakukan selain mengorbankan diri sebagai tumbal. Namun Hyang Dan bersikeras, "Bagiku, hidup atau mati itu sama saja," jawabnya. Dia berpikir, dari uang yang dia dapatkan setelah mengorbankan dirinya, dia dapat mengembalikan penglihatan ayahnya.
Mong Ryong pergi ke kantor pemerintahan, dia mengaku bahwa baju yang ada di rumah Hyang Dan adalah miliknya dan meminta Hyang Dan dibebaskan. Saat itu, para pejabat pemerintahan baru tau kalau Hyang Dan sudah kabur.
Pada saat yang sama, Hyang Dan sudah pergi ke tempat nelayang untuk menawarkan dirinya sebagai tumbal. Dan karena dia adalah buronan, maka dia memalsukan namanya menjadi Sim Chung. Mong Ryong mendengar kabar ini, dia segera pergi mencari Hyang Dan dan mengendap-endap masuk ke dalam kapal tempat Hyang Dan akan mengorbankan diri.
Nelayan yang ada di belakangnya mendorong Hyang Dan, lalu dia melompat ke laut.
Saat tidak ada yang melihat, Mong Ryong terjun ke laut untuk menyelamatkan Hyang Dan.
Hyang Dan membuka matanya. Dia melihat Mong Ryong. "Apakah aku bermimpi?" tanyanya.
"Kita tidak akan terpisah lagi. Berjanjilah padaku. Berjanjilah kalau kita tidak akan terpisah lagi," isak Mong Ryong.
Hyang Dan berjanji pada Mong Ryong.
Beberapa saat kemudian, ayah Hyang Dan menerima pembayaran atas pengorbanan anaknya. Penglihatannya pulih kembali berkat pengobatan dokter yang terkenal, Dokter Heo Jun.
Pejabat Byun akhirnya bisa mengambil hati Chun Hyang dengan puisi dan lukisan.
Mong Ryong menghilang dari desa. Di tempat tinggalnya yang baru, dia kembali menjadi Robin Hood yang mengambil harta hasil korupsi milik orang-orang kaya, dan hidup bahagia bersama Hyang Dan.
source : dramabeans
coment author
sumpah disini siwon lucu abis apalagi di episode satu mukanya polos banget dan kelihatan bodoh walaupun begitu tetap kelihatan ganteng salut buat siwon disini kocak abis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar